Materi meneladani perjuangan dakwah Rasulullah Saw di Mekkah adalah materi PAI bab 5 yang pembahasannya ada pada semester 1 kelas 10. Keteladanan Beliau perlu kita sama sama ambil sebagai seorang muslim. Materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di MekahA. Memahami Al-Qur’ān, Hadis, dan Ijtihād sebagai Sumber Hukum Islam1. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Mekah PAIa. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertamab. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah1 Aqidah2 Akhlak Mulia2. Strategi Dakwah Rasululah saw. di Mekaha. Dakwah secara Rahasia/Diam-Diam al-Da’wah bi al-Sirrb. Dakwah secara Terang-terangan al-Da’wah bi al-JahrB. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah Contoh-Contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan Para PengikutnyaD. Perjanjian AqabahE. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin Materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Mekah Terdapat beberapa sub pembahasan yang ada dalam materi ini. Untuk lebih simple, kamu bisa cek daftar isi ini A. Memahami Al-Qur’ān, Hadis, dan Ijtihād sebagai Sumber Hukum Islam 1. Substansi Dakwah Rasulullah saw. di Mekah PAI a. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertama Menurut beberapa riwayat yang śaĥiĥ, Nabi Muhammad saw. pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadlan saat usianya 40 tahun. Saat itu wahyu diturunkan ketika Nabi Muhammad saw sedang berada di Gua Hira. Adapun wahyu yang pertama turun adalah al-Alāq/961-5 yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan menulis, membaca. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” b. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah 1 Aqidah Aqidah secara bahasa diambil dari kata al-aqdu yang artinya ikatan. Sedangkan menurut istilah, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya. Ajaran keimanan merupakan ajaran utama yang diemban Rasulullah saw. untuk disebarkan kepada masyarakat Makkah. Banyak sekali ayat al-Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan sebagai pokok ajaran Islam yang sempurna. Allah Swt. berfiman yang artiya “Katakanlah Muhammad, “Dialah Allah Swt., Yang Maha Esa. Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. Allah Swt. tiak beranak dan tiak pula diperanakkan. Dan tiak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” al Ikhlaś/1121-4. Nabi Muhammad saw. terus menyampaikan ajaran keimanan, sehingga akhirnya banyak masyarakat Makkah yang beriman kepada Allah. Iman mereka pun bukan iman yang main-main. Iman mereka amatlah kuat. Dengan kekuatan imannya lah, mereka mampu menghadapi segala macam tantangan dan rintangan dari kaum kafir Quraisy. 2 Akhlak Mulia Di Makkah, Nabi juga mengajarkan ahlak mulia di tengah-tengah manusia. Beliau tampil di depan masyarakat sebagai sosok yang penuh dengan kemuliaan, bahkan sejak sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau sudah memiliki ahlak yang sangat mulia. Nabi Muhammad saw. dikenal sebagai sosok yang suka menolong dan meringankan beban orang lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan serta persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan, lembut, menghormat setip orang, dan memuliakan tamu. Selain itu, beliau juga mengajak agar sikap dan perilaku tidak terpuji yang dilakukan masyarakat Arab sepert berjudi, meminum minuman keras khamr, berzina, membunuh, dan kebiasaan buruk lainnya untuk ditiggalkan. 2. Strategi Dakwah Rasululah saw. di Mekah Dalam mendakwahkan ajaran¬-ajaran Islam yang sangat fundamental dan universal, Rasulullah saw. tiak sertamerta melakukannya dengan tergesagesa. Ia mengerti benar bagaimana kondisi masyarakat Arab saat itu yang bergelimang dengan kemaksiatan dan praktik-praktik kemunkaran. Mengubah pola pikir dan kebiasaan¬kebiasaan atau adat-istiadat bangsa Arab khususnya kaum Quraisy bukanlah perkara mudah. Karenanya ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menjalankan misi dakwah tersebut, yaitu a. Dakwah secara Rahasia/Diam-Diam al-Da’wah bi al-Sirr Rasulullah saw. memulai dakwahnya secara sembunyi-¬sembunyi al-Da’wah bi al-Sirr. Hal tersebut dilakukan mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala. Pada tahap ini, Rasulullah saw. memfokuskan dakwah Islam hanya kepada orangorang terdekat, yaitu keluarga dan para sahabatnya. b. Dakwah secara Terang-terangan al-Da’wah bi al-Jahr Dakwah secara terang¬-terangan terbuka dilakukan setelah perintah Allah Swt. turun melalui Surah asy-Syu’arā/26214-216 dan Surah al-Ĥijr/1594. Pada fase dakwah inilah, Nabi dan para sahabat mulai mendapatkan cobaan berat dari kaum Quraisy. Dakwah Nabi mendapatkan tantangan dan perlawanan dari Quraisy. Nabi dan para sahabatnya diejek, dicaci, dan disiksa. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga membujuk Nabi dan menawarkan kekayaan, kehormatan, dan jabatan, namun Nabi Menolak bujukan tersebut. Setelah ejekan, siksaan, dan ancaman tidak dapat mencegah dakwah Nabi, orang-orang Quraisy pun memboikot Nabi dan para sahabatnya. B. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah saw. Sebagaimana sudah disinggung di bagian sebelumnya, bahwa reaksi kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi amatlah keras. Namun yang menjadi pertanyaan, apa yang menyebabkan mereka keras dan tidak suka terhadap dakwah Nabi? Setidaknya ada beberapa alasan, yaitu Kesombongan dan keangkuhan Fanatisme buta terhadap leluhur Eksistensi dan persaingan kekuasaan C. Contoh-Contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan Para Pengikutnya Suatu hari, Uqbah bin Abi Mu’iţ melihat Rasulullah saw. berţawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid. Beberapa orang datang menolong Rasulullah saw. karena takut kepada Bani Hasyim. Kaum Quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim. Persetujuan pemboikotan ini dibuat dalam bentuk piagam, ditandatangani bersama dan digantungkan di Ka’bah. Peristia ini terjadi pada tahun ke-7 kenabian dan berlangsung selama tiga tahun. Pemboikotan ini mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan bagi kaum muslimin. Untuk meringankan penderitaan kaum muslimin, mereka pindah ke suatu lembah di luar Kota Mekah. D. Perjanjian Aqabah Setelah orang-orang Quraisy tiak mau menerima dakwah Nabi, ia pun mengalihkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab di luar Quraisy. Nabi mencoba mengajak orang-¬orang Țaif, namun ia ditolak, bahkan diejek, diusir, dan dilempari. Nabi tidak berputus asa. Beliau terus menyampaikan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab yang datang berziarah ke Mekah setip tahunnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan dari orang¬orang Madinah dan Nabi pun mengadakan Perjanjian Aqabah. Perjanjian Aqabah adalah perjanjian Nabi dengan 12 orang penduduk Yastrib Madinah yang dilakukan di bukit Aqabah. Perjanjian inilah yang menjadi cikal bakal hijrahnya nabi ke Madinah. E. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin Untuk menghindari bahaya penyiksaan, Nabi Muhammad saw. memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah. Dalam sejarah islam, terdapa dua hijrah yang dilakukan oleh kaum muslimin, yaitu Hijrah ke Abisinia Habsyi Hijrah ke Madinah Perjuangan beliau sungguh sangat luar biasa. Keteladanan Rasulullah Saw selama berdakwah di Mekkah bisa kita teladani bersama sama semampu kita. Post Views 2,032
Meneladaniperjuangan Rasulullah SAW di Mekah Disukai Diunduh 92 Dilihat 161 daring Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Literiasi"Peserta didik diberi motovasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali dari tayangan dan bahan bacaan terkai materi " 2.
Pada awalnya Nabi saw. berdakwah secara rahasia dan hanya mengajak orang-orang terdekat saja. Orang pertama yang menerima dakwah Nabi adalah Khadijah, istrinya, kemudian Ali bin Abi Talib, sepupunya, dan Zaid bin Harisah, bekas budaknya. Sementara itu, laki-laki dewasa yang pertama memeluk Islam adalah Abu Bakar bin Quhafah. Melalui ajakan Abu Bakar, beberapa orang menerima ajakannya, yaitu Usman bin Affan, Abdur Rahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam. Setelah itu, Abu Ubaidah bin Jarrah dan beberapa penduduk Mekah turut pula menyatakan keislamannya dan menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Kegiatan dakwah secara rahasia ini berlangsung selama tiga tahun. A. Memahami Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai Sumber Hukum Islam 1. Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertama Menurut beberapa riwayat yang sahih, Nabi Muhammad saw. pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramaan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril datang untuk membacakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., yaitu al-Alaq. Kemudian, Nabi Muhammad saw. menerima ayat-ayat al-Qur’ān secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama al-Mushaf yang juga dinamakan al-Qur’an. 2. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah Aqidah. Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran tauhid. Masyarakat Arab yang saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum ia lahir, hidup dalam praktik kemusyrikan. Akhlak Mulia. Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. tampil sebagai teladan yang baik ideal. Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah tampil sebagai sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya sebagai al-Amin yang dapat dipercaya. B. Strategi Dakwah Rasululah saw. di Mekah Ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah saw. dalam menjalankan misi dakwah tersebut, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi yang hanya terbatas di kalangan keluarga dan sahabat terdekat dan dakwah secara terang-terangan kepada khalayak ramai. 1. Dakwah secara Rahasia/Diam-diam al-Da’wah bi al-Sirr Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Beberapa kerabat yang memenuhi dakwah Rasulullah antara lain Khadijah binti Khuwailid istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian, Ali bin Abu Thalib saudara sepupu Rasulullah SAW, masuk Islam saat berusia 10 tahun, Zaid bin Haritsah anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M, Abu Bakar Ash-Shiddiq sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573 – 634 M, Ummu Aiman pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil. Selanjutnya secara perlahan tapi pasti, pengikut Rasulullah saw. makin bertambah. Di antara mereka adalah Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Said bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auf, Taha bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Fatimah bin Khattab dan suaminya Said bin Zaid al-Adawi, Arqam bin Abil Arqam, dan beberapa orang lainnya yang berasal dari suku Qurasy. Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun pemeluk Islam generasi awal. Ajaran Islam bisa diterima dan dianut oleh mereka karena hal-hal sebagai berikut Pribadi Rasulullah saw. yang begitu jujur dan amanah al-Amin, sabar, bijaksana, dan lemah-lembut dalam menyampaikan ajakan serta ajaran Islam. Ajaran Islam yang rasional, logis, dan universal, menghargai hak-hak asasi manusia, memberikan hak yang sama, keadilan, dan kepastian hidup setelah mati Menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya, yaitu ajaran-ajaran yang dibawa oleh para rasul terdahulu berupa penyembahan terhadap Allah Swt.. Kesadaran akan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lama yang begitu jauh dari nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan. 2. Dakwah secara Terang-terangan al-Da’wah bi al-Jahr Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26 214-216. Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa. Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib paman Nabi SAW dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab 581-644 M. C. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah saw. Ada beberapa alasan mengapa kaum kafir menolak dan menentang ajaran yang dibawa Rasulullah saw, diantaranya adalah sebagai berikut Kesombongan dan Keangkuhan. Bangsa Arab jahiliah dikenal sebagai bangsa yang sangat angkuh dan sombong Fanatisme Buta terhadap Leluhur. Kebiasaan yang telah mengakar kuat dan turun-temurun dalam melaksanakan penyembahan berhala dan kemusyrikan lainnya. Eksistensi dan Persaingan Kekuasaan. Penolakan mereka terhadap ajaran Rasulullah saw. secara politis dapat melemahkan eksistensi dan pengaruh kekuasaan mereka. D. Contoh-Contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan Para Pengikutnya Berikut adalah contoh-contoh penyiksaan kafir Qurasiy terhadap Rasulullah saw. dan para pengikutnya. Abu Jahal mencerca dan menghina Rasulullah saw, namun beliau dilindungi oleh Hamzah pamannya. Uqbah bin Abi Mu’it menyiksa Rasulullah saw. dengan menjerat leher Rasulullah saw. dengan sorbannya dan menyeret ke luar masjid. Beberapa orang datang menolong Rasulullah saw. karena takut kepada Bani Hasyim. Abu Lahab dan istrinya Ummu Jamil yang tak pernah berhenti melemparkan barang-barang kotor kepada Rasulullah.. Quraisy memboikot kaum muslimin. Pemboikotan ini mengakibatkan kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan bagi kaum muslim. Untuk meringankan penderitaan kaum muslimin, mereka pindah ke suatu lembah di luar Kota Mekah. E. Perjanjian Aqabah Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib Madinah. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah. Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib. F. Peristiwa Hijrah Kaum Muslimin 1. Hijrah Ke Habsyi Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Peristiwa hijrah ke Abisinia ini dipandang sebagai hijrah pertama dalam Islam. Kaum Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka mengatakan kepada raja bahwa kaum muslimin menjelek-jelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam tentang Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada Kaum Quraisy 2. Hijrah ke Madinah Nabi Muhammad saw. dengan ditemani oleh Abu Bakar berhijrah ke Yasrib. Sesampai di Quba Nabi menginap di rumah Umi Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi membangun sebuah masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun pada masa Islam yang kemudian dikenal dengan Masjid Quba. Ketika Nabi memasuki Yasrib, ia dielu-elukan oleh penduduk kota itu dan menyambut kedatangannya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, nama Yasrib diganti dengan Madinatun Nabi Kota Nabi atau sering pula disebut dengan Madinatun Munawwarah Kota yang Bercahaya. Dikatakan demikian karena memang dari sanalah sinar Islam memancar ke seluruh penjuru dunia. G. Menerapkan Perilaku Mulia Perilaku yang dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah saw. pada periode Mekah di antaranya adalah seperti berikut. 1. Memiliki Sikap Tangguh Memiliki Sikap Tangguh Dalam upaya meraih kesuksesan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika ia berjuang memberantas kemusyrikan. Sikap tangguh dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat di antaranya. seperti berikut. Menggunakan waktu untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan prestasi yang tinggi. Secara terus-menerus mencoba sesuatu yang belum dapat dikerjakan sampai ditemukan solusi untuk mengatasinya. Melaksanakan segala peraturan di sekolah sebagai bentuk pengamalan sikap disiplin dan tanggung jawab. Menjalankan segala perintah agama dan menjauhi larangannya dengan penuh keikhlasan. Tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih suatu keinginan. Jadikanlah kegagalan sebagai cambuk agar tidak mengalaminya lagi di kemudian hari 2. Memiliki Jiwa Berkorban Perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan sehari-hari misalnya seperti berikut. Menyisihkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang bermanfaat Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yang membutuhkan.